Jumat, 24 Agustus 2012

The Litle Couple (part 1 : First Meeting)

Sebentar lagi bagi rapot semester 1, dan sambil menunggu itu sekolahku mengadakan Classmeeting. Cukup membosankan classmeeting hari ini. Aku beranjak dari dudukku dan langsung menuju kelas atas. Aku berdiam diri dan entah apa yang sedang ada dalem pikiranku saat itu. Ya perasaan yang tidak karuan. Baru beberapa hari yang lalu, ham memutuskan untuk mengakhiri hubungannya denganku. Rasa kesal dan amarah karena aku merasa dipermainkan olehnya. Apa itu karma namanya? Karma dari dia karna dulu dia merasa dipermainkan olehku? andai dia tau kalau aku ga seperti yang dia pikirin saat itu. Tapi disisi lain aku juga ga bisa bohongin perasaan ini, karna rasa ini terasa sama seperti dulu, ya aku masih menyayanginya.

Tak ingin aku berlama-lama seperti ini dan aku harus move on. Harus !
Sedang enak-enaknya melamun, handphoneku bergetar. Nomer yang ga dikenal , siapa ini ?

"Ini sama ghina ?" katanya

"Iya, siapa ?" singkat balasku

"Ini isnu ,temennya ena" balasnya

Hah ?  si ena ko bisa ngasihin nomer aku sama dia. Aku langsung sms ena saat itu juga.

"Na, kamu ngasiin nomer aku ke yang namanya isnu? katanya dia temen kamu?"

"Iya nha, ga papa kan ? dia minta nomer cewe , ya udah aku kasih nomer kamu, tadinya sih aku mau kasih dia nomer si dp tapi ga jadi."

"oh iya ga papa ko na :)"

Sejak saat itu aku jadi sering sms an sama temennya si ena itu. Ga tau kenapa biasanya kalau ada sms dari orang yang ga dikenal aku males banget buat balesnya. Tapi ini beda, isnu asik orangnya dan dia juga rame buat diajak bercanda. Hubungan pertemanan aku dan isnu berawal sejak saat itu. Tapi , memang hanya sebatas lewat sms hubungan aku dengan isnu. Sama sekali aku ga tau isnu itu gimana orangnya sampai akhirnya kita bertukeran account jejaring sosial Facebook. Dan lewat facebook aku cuma mengetahui isnu itu bentuknya kaya apa. 

Semenjak kami bertukeran account facebook, hubungan kami ga hanya lewat sms aja, tapi juga lewat facebook. Kami saling berbalas-balasan wall sampai dinding accountku penuh dengan wall dari isnu.Entah kenapa , aku jadi makin penasaran dengan isnu. Dan saat hari itu tiba, hari pertama kali ak bertemu dengannya.

Hari ini ada foto angkatan SMP, dan sebenarnya aku sangat malas untuk ikut acara itu, mana keadaan aku yang lelah karna semalam aku habis mengikuti acara pelantikan juniorku di drumband SMP. Tapi aku juga tidak mau melewatkan kesempatan ini. Kesempatan aku pasti bakal bertemu lagi dengan ham. Semua alu
mni angkatanku berkumpul di SMP, dan Mataku tak erhenti mencari sosok ham. Dan mataku tertuju kepada sesorang yang membuatku meneteskan air mata saat itu juga. ya itu ham. Perasaanku tak karuan, rasanya ingin kembali pulang , tapi sudah terlanjur dan aku harus melaluinya.

Sesampainya di jonas, air mataku tidak dapat dibendung lagi apa lagi seteah melihat ham bersama seseorang. Sudah kuduga, dari saat kami masih pacaran ham sudah dekat dengan seseorang itu. Seorang temanku mencoba untuk menenangkanku. Bagaimana tidak aku tidak bisa menahan air mata ini setelah apa saja hal yang sudah aku lalui bersama ham. Sambil mengatur emosiku, mataku tak berhenti mencari sahabatku, ena. Kemana dia? kenapa dia ga ada.

Sesi foto-foto pun selesai. Dan ena baru datang. Dia telat, dan dia juga kesini ada acara foto dengan teman-teman sekolahnya. Aku menceritakan semua hal yang aku alami seharian ini. Ena mencoba menenangkanku juga. Dan ada satu hal yang membuatku lebih merasa tenang.

"Nha, ada isnu loh, dia juga kesini buat foto. Tapi kayanya dia masih dijalan deh"

"Serius na? Nanti kasih tau aku ya kalau dia udah ada, aku penasan ingin tau kaya gimana sih bentuk aslinya si isnu, hahaha"

"Nah itu tuh gin , mereka dateng isnu pasti ada diantara mereka."

"iya tapi yang mana ?"

"kalem.... Nah itu tuh yang pake jaket biru tua gin"

"Mana ga keliatan, bentar deh aku coba aku sms isnu nya ya"

aku menganmbil handphone ku dan langsung sms isnu. Dan isnu membalasnya, memang benar isnu ada disini. Perasaanku saat itu ga karuan entah kenapa. Ena mengajakku untuk turun dan menghampiri isnu, tapi aku malu dan ya kayanya terlalu bagaimanakalau harus aku yang nyamperin isnu. Aku keluar dan menunggu ena didekat motorku.Ena menghampiri isnu. Ga lama dia kembali dan menunjukkan seseorang kepadaku. Sesorang yang kecil menggunakan jaket biru tua yang bertuliskan "ILLINOIS". Dan jauh dari perkiraan, saat bertemu dikeadaan nyata Isnu berbanding terbalik sama biasanya di sms dan jejaring sosial. Sosok isnu yang asli lebih cuek dan sepertinya terlihat pemalu. 

Ga lama aku berbicara dengan dia dengan alasan dia harus masuk kedalam untuk foto. Ternyata teman-teman isnu adalah teman-temanku juga saat masih smp , sama seperti ena. Sempat juga aku bertegur sapa dengan mereka. Mereka semua pun masuk kedalam jonas. Tapi, beberapa saat kemudian, isnu mengirimkan sms kepadaku yang meminta maaf. Pembicaraan aku dengan isnu pun berlanjut lewat sms. disini aku hanya tinggal bersama catur , anis, dinar , caca, dan dea. Kami berbincang-bincang sebelum pulang dan ya karna aku pun belum mau pulang, kami berdiam diri sambil ngobrol depan jonas. Dinar meminjam motorku untuk mengantarkan dea sampai stasiun. Dan sesuatu terjadi saat itu, motorku yang dipinjam dinar kena tilang , alasan mereka ketilang karna saat itu dea ga menggunakan helm, dia membawa helm tapi tidak digunakan. Pantas saja lah kalau mereka ditilang. Aku panik karna takut motorku disita polisi.Aku meminta Catus mengantarkanku ke salah distro tempat kakanya sahabat aku jeny bekerja , Ian's report. dijalan aku menuju Ian's, aku melihat gerombolan teman-teman isnu yang sepertinya mau pulang. seseorang berteriak dari Motor.Ya, dia azhar

"Gin, duluan yaa, ehh ada salam dari isnu!"

Semua masalah beres, motorku yang aku pikir akan disita polisi pun akhirnya masih bisa aku bawa pulang. Hari ini pun berakhir. Aku lelah dan rasanya ingin tidur. Aku merasa senang dengan pertemuan aku dengan isnu tadi. Sedikit aku bisa melupakan seseorang yang sudah tak ingin aku ingat lagi namanya. Itulah pertemuan pertamaku dengan isnu. Dan entah kapan lagi aku bisa bertemu dengannya lagi. Tapi aku berharap bisa bertemu lagi dengan isnu suatu saat.

sepenggal kisahnya

"Aku BT , jemput dirumah dong aku main kerumah kamu ya , jangan dulu mandi pokonya ga mau tau"
"iya sabar tias! ini juga bentar ko mandinya!"
"buruuuuu"

Pertengkaran aku sama Reno yang buat aku minta Daniel buat ngejemput aku dan bawa aku kerumahnya.  Daniel adalah sahabatku, dan dia pernah menjadi seseorang yang spesial dalam hidupku ,tapi hubungan aku dan Daniel memang harus berakhir saat itu. Sebenarnya Reno pacar ku tidak menyukai persahabatan aku dengan Daniel, karena Reno masih berpikiran kalau antara aku dan Daniel masih ada "sesuatu". Dan dengan berat hati aku harus berbohong terus dan terus agar hubungan aku dan daniel tidak diketahui Reno. Selingkuh? tentu saja tidak, aku hanya terlalu takut kalau Reno akan marah dan minta putus kalau aku bilang aku masih berhungan dengan Daniel. Aku tau kalau apa yang aku lakuin ini udah salah banget. Aku hanya terlalu menyayangi Reno jika harus kehilangan Reno , tapi aku juga tidak bisa kalau harus memutuskan pertemanan aku sama Daniel.

"Kenapa lagi kamu ias ? ribut sama Reno?"

"Gitulah niel, kamu tau sendirikan aku paling ga suka kalau dia udah kasar!"

"ya udah kalem, kan kamu udah disini sama aku"

Dengan senyumannya yang menenangkan aku kalau lagi ribut sama Reno mengawali pembicaraan aku bersama Daniel yang pasti akan menjadi obrolan yang sangat panjang. Daniel sangat mengerti aku gimana. Dia paling bisa buat nenangin dan ngehibur aku kalau lagi ribuut sama Reno. Semua 1000 becandaan ala Daniel dikeluarin cuma buat aku lupain masalah sama Reno. Tapi sebenernya Daniel juga kadang suka membuatku kesal, dan tiba-tiba dia rudet ga jelas. Tapi walaupun begitu, ada sesuatu yang masih membuatku penasaran sama dia dan membuat aku pertahanin hubungan ini, persahabatan ini.

Malam pun tiba dan aku harus segera pulang. Waktu emang ga kerasa kalau udah becanda-becanda sama Daniel. Aku pun minta anter Daniel Pulang. Tapi , aku terpikirkan sesuatu yang membuat aku malah duduk dikursi depan rumah Daniel dan merenung. Daniel menghampiri sambil menanyakan aku kenapa. 

"Daniel, sehabis buat aku seneng gini pasti nanti ngesms aku yang aneh-aneh"

" Kamu kenapa ? Kenapa nanya kaya gitu ias?"

"Iya, emang benerkan, liat aja deh ntar, kamu pasti sms aku rudet ga jelas sambil bilang mau ngilang dari aku"

"yakin aku bakal kaya gitu? Itu kan biasanya , ya udah ntar aku ga akan sms kamu deh, aku matiin hp ya kalau gitu ?"

"ko gitu ? jangan dong niel"

Pembicaraan kami berubah drastis. Ah bego banget sih aku make nanyain hal itu sama Daniel, dia kan sesitif banget kalau udah bahas itu. Dan sepertinya ini akan berujung menjadi pertengkaran antara aku dan Daniel.

"Kita ga akan bener kalau gini terus ias. Kamu ga akan tenang berteman sama aku, kamu tau kan Reno ga akan pernah suka sama hubungan pertemanan kita. Dan aku ga akan bisa buat 'biasa' sama kamu kalau kita ketemu terus, aku butuh sendiri tanpa ada kamu ias"

Aku terkejut mendengar Daniel ngomong kaya gitu, Biasa? apa benar, apa yang dia rasakan sama dengan apa yang aku rasakan setiap saat kita sedang bersama? ya rasa yang dulu selalu ada saat kita bersama. Ini adalah sesuatu kebodohan yang pernah ada. Salah besar jika aku berbahagi hati dengan orang lain. Dan orang itu kenapa harus Daniel. Kami berdua terdiam. Tidak lama Daniel memulai lagi berbicara dan semua perkataannya benar-benar berhasil membuat aku menangis.

Sepanjang malam itu Daniel mengulang lagi kisah saat dulu masih bersamaku, mulai dari perkenalan sampai akhir kisah aku memutuskan hubungan dengannya. Ah Tuhan , memang tidak bisa dipungkiri kalau aku pun masih menyimpan rasa itu kepadanya.

"Aku ga bisa terus-terusan gini ias, kamu udah unya Reno sekarang . Reno ga suka sama hubungan kita dan aku ga mau kalau suatu saat Reno tau tentang hubungan kita dan buat kamu ribut sama Reno"

"Tapi,... Aku ga bisa jauh dari kamu niel,"

"Kenapa kamu ga bisa jauh dari aku? Kamu kan udah punya Reno? Oh, aku tau , aku cuma Pelampiasaan kamu aja kan kalau kamu lagi ribut sama Reno !"

Nada Daniel meninggi dan dia memberi tekenan saat dia bilang "pelampiasan". 

"Engga niel! kamu salah ! aku ga pernah kepikiran buat jadiin kamu pelampiasaan aku kalau lagi ribut sama Reno"

"Oke, kalau emang gitu sekarang aku tanya, apa pernah saat kamu bahagia sama Reno kamu inget sama aku? Engga kan !"

"maaf niel, maafkan aku,. aku  aku hanya ga bisa kalau harus kehilangan kamu"

"kenapa? apa alasan kamu ga bisa lepas dari aku karna kamu takut ga ada pelampiasan lagi kalau kamu ribut sama Reno? Cowok didunia masih banyak ias buat kamu jadiin boneka kamu yang bisa dipukul-pukul kalau kamu lagi kesal sama pacar kamu! kenapa harus aku!

"DANIEL! Kamu salah ! maaf aku ga bisa jawab itu dan plis, jangan paksa aku buat jawab itu !"


"udahlah ias, kita emang ga seharusnya berteman. Ini hanya bakalan buat aku makin susah buat lupain kamu. Aku cuma ingin liat kamu bahagia sama Reno. Maaf ias, tapi ini harus berakhir. Masih banyak cowo yang bisa buat kamu jadiin teman selaion aku. Aku hanya bisa berdoa kamu langgeng sama Reno , dan aku yakin Kamu pasti bakalan terus sama dia. Tanpa harus aku kasih tau kamu, mungkin kamu bisa ngerasain sendiri apa yang aku rasain ias, toh kamu juga ga pernah ngasih tau alesan kamu kenapa kamu ga bisa lepasin aku. Aku ga akan pernah ganggu kamu lagi. Jaga diri kamu ya. Ayo aku anter kamu pulang"

"maaf niell, maaf aku ga pernah bisa jujur sama kamu"

"ayo pulang, aku udah ga mau mikirin itu"

Daniel pun mengantarkan aku pulang. Daniel tau aku nangis sepanjang jalan, tapi kenapa dia seakan-seakan tidak peduli. Apa yang dia katakan tadi akan benar-benar ia lakukan?

Malam itu benar-benar malam terkahir pertemuan aku dengan Daniel. Maafkan aku Daniel, maaf aku ga ngasih jawaban itu. aku ga sanggup kalau aku harus bilang "aku juga masih sayang sama kamu". Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menyayangi Reno setulus hati tanpa membaginya. Kalimat itu sudah terkubur dalam-dalam dan aku ga ingin kalimat itu terucap kembali. Ini memang salahku, sekali lagi maaf.

Aku memberanikan diri untuk menceritakan semuanya  kepada Reno tentang hubungan aku dengan Daniel. Dan aku juga mengatakan semuanya kalau sebenarnya aku masih berhubungan dengan Daniel dan aku juga masih berteman dengan Daniel. Reno sempat memasang muka yang marah, tapi akhirnya Reno mengerti dan dia juga meminta maaf suka berbuat kasar kalau lagi ribut.

Hubungan aku dan Reno semakin hari semakin membaik dan kami pun sudah jarang bertengkar. Dan aku berharap akan seperti ini selamanya. Dan Daniel, aku ga tau sekarang kamu dimana, makasih buat semuanya kamu mengajarkan aku banyak hal. Dan aku berharap kamu bahagia dimanapun kamu berada sekarang.



note :
postingan pertama, sebenarnya ceritanya panjang, tapi cuma bisa diposting segitu doang yang inti-intinya aja,
corat coret ga jelas ini aku dedikasiin buat sepupuku yang ga bisa moveon dari mantannya. begitu juga mantannya yang ga bisa move on dari sepupu gw, hahaha :D. next time aku ingin tau kelanjutan cerita ini. dan aku ingin tau ending dari cerita ini apa yaaaa :D